LAPORAN
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VI
Uji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex)
Disusun
oleh :
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada
Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI VI ‘Uji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex)’” untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi 1.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih ada kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan kami pada
khususnya. Terima kasih.
Malang, 21 Oktober 2014
Tim Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analgesik
adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakitatau nyeri. Rasa nyeri atau pain
adalah suatu fenomena kompleks yang melibatkan aktifitas neuron dan respon
penderita terhadap syaraf tersebut. Stimulasi nyeri antara lain terdiri dari:
1. Stimulasi Termis
2. Stimulasi fisis
3. Stimulasi Mekanis
5. Senyawa kimia endogen .Senyawa kimia endogen dapat
menyebabkan antara lain senyawa dengan aktifitas alogenik:
ü 5-HT(5-Hidroksi Triptamin atau serotonin).
ü Badikinin, keduanya dapat menyebabkan nyeri pada
kadar<1 hg/ml.
ü K+ pada dosis ≥0.5 mg/ml.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa saja klasifikasi obat analgesik?
2. Bagaimana mekanisme kerja obat analgesik?
3. Apakah efek yang ditimbulkan mencit pada pemberian obat
analgesik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi obat analgesik.
2. Mengetahui mekanisme kerja yaitu mula kerja obat (onset of action), lama kerja obat(duration of action), dan saat obat mencapai
efek maksimum (peak effect).
3. Mengamati effek geliat (whriting effect) pada mencit akibat induksi kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Uji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex)
Metode-metode
pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan menilai kemampuan zat uji untuk
menekan atau menghilangkan ras nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan
(mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara maknik, termik, elekrik,
dan secara kimia. Metode pengujian dengan induksi nyeri secara mekanik atau
termik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-obat analgetik kuat. Pada umumnya
daya kerja analgetika dinilai pada hewan dengan mengukut besarnya peningkatan
stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu
ketahanan hewan terhadap stimulasi nyeri atau juga peranan frekuensi respon
nyeri (Kelompok Kerja Phytomedica, 1993).
Obat
uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang
diinduksi secara (pemberian asam asetat secara intraperitonial) pada hewan
percobaan mencit (Kelompok Kerja Phytomedica, 1993). Manifestasi nyeri akibat
pemberian perangsang nyeri asam asetat intraperitonium akan menimbulkan refleks
respon geliat (writhing) yang berupa tarikan kaki ke belakang, penarikan
kembali abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan
kaki belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex Test atau Abdominal
Constriction Test (Wuryaningsih,1996). Frekuensi gerakan ini dalam waktu
tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakannya (Kelompok Kerja Phytomedica,
1993). Metode ini tidak hanya sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga
memberikan evaluasi yang cepat terhadap jenis analgesik perifer (Gupta et al.,
2003).
Pada
metode geliat, mekanisme aksi stimulus nyeri berdasarkan pada produksi nyeri yang
disebabkan oleh cairan tubuh.
ü Pelepasan cairan tubuh kedalam peritoneum, dapat
menyebabkan rasa nyeri yang parah.Hal ini disebabkan bahwa bagian parietal dari
rongga peritoneum sangat sensitif terhadap stimulus fisik dan kimiawi, walaupun
tanpa efek inflamasi.
ü Pelepasan cairan
gastik ke dalam pefarasi gastrik atau duodedunum atau kebocoran dari
kantong empedu, cairan pankreas atau urin kedalam rongga peritoneum dapat
berakibat rasa nyeri yang parah.
ü Cairan gastrik dapat menyebabkan rasa nyeri yang parah
apabila ekspose dengan ujung syaraf sensoris lida pada kulit, rasa nyeri ini
akibat sifat keasaman dengan ph ≤3.Rasa nyeri pada ulser peptik terutama
disebabkan oleh asam HCl.
ü Urin dapat menyebabkan rasa nyeri, sebagai akibat dari
sifat hipertoniknya atau disebabkan oleh kandungan campuran buffer natrium
fosfat serta ion kalium.
ü Nyeri akibat cairan pankreas disebabkan oleh kandungan
tripsin dan kalikerin.
Nyeri adalah
gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering dialami meskipun nyeri
sendiri dapat berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan
diagnosis. Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia atau listrik
melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu
menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri. Batas
nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45 derajat celcius. Semua
mediator nyeri itu merangsang reseptor nyeri (nociceptor) di ujung- ujung saraf
bebas di kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain
reaksi radang dan kejang-kejang. Nociceptor terdapat diseluruh jaringan dan
organ tubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan di salurkan ke otak
melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neurondengan sangat banyak sinaps via
sumsum belakang, sumsum lanjutan dan otak tengah.Dari thalamus implus kemudian
diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, di mana implus dirangsangkan sebagai
nyeri.
Resptor nyeri
(nosiseptor) rangsangan nyeri diterima oleh reseptor nyeri khusus, yang
merupakan ujung saraf bebas. Karena ujung saraf bebas juga dapat menerima
rangsang sensasi lain, maka kespesifikan fungsional mungkin berkaitan dengan
deferensiasi pada tahap molekul yang tidak dapat diketahui dengan pengamatan
cahaya dan elektronoptik.
Secara
fungsional dibedakan dua jenis reseptor, yang dapat menyusun dua sistem serabut
berbeda :
1. Mekanoreseptor,
yang meneruskan nyeri permukaan melalui serabut A-dalta bermielin
2. Termoreseptor,
yang meneruskan nyeri kedua melalui serabut-serabut C yang tak bermielin
Mediator
nyeri penting adalah anti histamin yang bertanggungjawab untuk
kebanyakan reaksi alergi (bronchokon striksi, pengembang mukosa, pruritus, dan
nyeri). Bradykinin adalah polipeptida (rangkaian asam amino) yang dibentuk dari
protein plasma.Prostaglandin mirip
stukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam arachidonat.
2.2 Potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping analgetika
Berdasarkan
potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua
kelompok yaitu:
1. Analgetika
yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika, ‘kelompok opiat’)
2. Analgetika
yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada perifer dengan
sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat antiinflamasi dan antireumatik.
Analgetika lemah (sampai sedang) :
Analgetika
jenis ini, yang juga disebut analgetika yang bekerja pada sistem saraf perifer
atau ‘kecil’ memiliki spektrum kerja farmakologi yang mirip walaupun struktur
kimianya berbeda. Disamping kerja analgetika senyawa-senyawa ini menunjukkan
kerja antipiretika dan juga komponen kerja antiflogistika dengan kekecualian
turunan asetilanilida. Sebaliknya senyawa-senyawa ini tidak mempunyai
sifat-sifat psikotropik dan sifat sedasi dari hipoanalgetika.
2.2.1 Penanganan Rasa Nyeri
Berdasarkan
proses terjadinya, rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara, yakni dengan:
a.
Analgetika perifer, yang
merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer
b. Anestetika
lokal, yang merintangi penyaluran rangsangan di
saraf-saraf sensoris
c. Analgetika
sentral (narkotika), yang memblokir pusat
nyeri di SSP dengan anestesi umum
d. Antidepresiva
trisiklis, yang digunakan pada nyeri kanker
dan saraf, mekanisme kerjanya belum diketahui, misalnya amitriptilin
e. Antiepileptika,
yang meningkatkan jumlah
neurotransmitter di ruang sinaps pada nyeri,mis pregabalin. Juga karbamazepin,
okskarbazepin, fenitoin, valproat, dll.
Nyeri ringan dapat ditangani dengan obat perifer, seperti
parasetamol, asetosal, mefenaminat, propifenazon, atau aminofenazon, begitu
pula rasa nyeri dengan demam. Untuk nyeri sedang dapat ditambahkan kofein atau
kodein. Nyeri yang di sertai pembengkakan atau akibat trauma (jatuh,
tendangan,tubrukan) sebaiknya diobati dngan suatu analgetikum antiradang
sepertiaminofenazon dan NSAID (ibuprofen, mefenaminat,dll).
Nyeri yang hebat perlu ditanggulangi dengan
morfinatau opiat lainnya (tramadol). Obat ini mampu meringankan atau
menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaraan,
juga tidak menimbulkan ketagihan. Oleh karena itu, tidak hanya digunakan
sebagai obatanti nyeri, melainkan juga pada demam(inveksi virus atau kuman,
selesma, pilek) dan perandangan seperti rhema dan encok.
Nyeri berperan sebagai suatu antagonis depresi napas
yang bagaimanapun bisa menjadi masalah bila nyeri dihilangkan, misalnya dengan
anestesi lokal. Opiod sering menyebabkan mual dan muntah sehingga seringkali
memerlukan antiemetik. Efek pada pleksus saraf diusus yang juga mempunyai
peptida dan reseptor opoid, menyebabkan konstipasi dan biasanya membutuhkan
laksatif. Terapi kontinu dengan analgesik opioid menyebabkan toleransi dan
ketergantungan pada pecandu. Akan tetapi pada pasien dengan penyakit terminal,
peningkatan nyeri secara progresif daripada akibat toleransi. Demikian juga
halnya, pada konteks klinis ketergantungan tidak penting. Penggunaan analgesik
opioid yang terlalu hati-hati sering menyebabkan kontrol nyeri yang buruk pada
pasien. Analgetik tertentu tertentu, seperti kodein, dan dihidrokodein kurang
paten dibandingkan morfin dan tidak dapat diberikan dalam dosis ekuianalgesik.
2.2.2 Penginduksi Rasa Nyeri
Asam Asetat Glacial
·
Golongan Asam karboksilat, alifatik.
·
Sinonim / Nama Dagang
Acetic acid; Glacial
acetic acid; Ethanoic acid; Vinegar acid; Ethylic acid; Pyroligneus acid;
Methanecarboxylic acid; Acetic acid; Glacial;
·
Keracunan akut :
Ø Terhirup
Asam asetat : menyebabkan iritasi yang berat pada saluran pernafasan, pada kebanyakan orang 50 bpj atau lebih banyak yang tidak tahan dan dapat menyebabkan edema pharingeal dan bronchitis kronik.. Gejala gejala lain termasuk batuk, dyspnea, nafas pendek, laryngitis, edema pulmonal, bronkhopneumonia dan hipotensi.
Asam asetat : menyebabkan iritasi yang berat pada saluran pernafasan, pada kebanyakan orang 50 bpj atau lebih banyak yang tidak tahan dan dapat menyebabkan edema pharingeal dan bronchitis kronik.. Gejala gejala lain termasuk batuk, dyspnea, nafas pendek, laryngitis, edema pulmonal, bronkhopneumonia dan hipotensi.
Ø Kontak
dengan kulit
Asam Asetat : Kontak
langsung dapat menyebabkan iritasi yang berat disertai rasa sakit , eritema,
melepuh, kerusakan permukaan kulit dan terbakar dengan penyembuhan yang lambat.
Kulit menjadi berwarna hitam, hiperkeratotis dan pecah-pecah.Diserap dengan
cepat melalui kulit.
Ø Kontak
dengan mata
Asam Asetat : Kontak
langsung dapat menyebabkan iritasi yang berat, lakrimasi, erosi kornea,
kekeruhan, iritis dan hilangnya penglihatan manusia. Pertumbuhan epitelium
terjadi setelah beberapa bulan tetapi anestesia kornea dan kekeruhan biasanya
permanen.Pada kasus yang tidak berat terjadi conjunctivitis, fotofobia dan
hiperemia konjunctiva.Uap dan cairan pelarut dapat menyebabkan hiperemia
konjunctiva dan kadang kadang kerusakan epitelium kornea.
Ø Tertelan
Asam asetat : dalam kasus tertelan ( kecelakaan ) lesi ulseronekrotik yang berat dari saluran pencernaan atas, striktur esofagus, observasi perforasi esofagus dan pilorus disertai hematemesis, diare, syok, hemoglobinuria, diikuti anuria dan uremia. Gejala-gejala yang lain termasuk muntah, perut kejang, haus, susah menelan, hipotermi, denyut nadi lemah dan cepat, nafas dangkal dan lambat, laringitis, bronkhitis , edema pulmonal, pneumonia, hemolisis, albuminuria, hematuria, kedutan, konvulsi, kolap kardiovaskular , syok dan kematian, juga dilaporkan mempengaruhi kesuburan pada binatang.
Asam asetat : dalam kasus tertelan ( kecelakaan ) lesi ulseronekrotik yang berat dari saluran pencernaan atas, striktur esofagus, observasi perforasi esofagus dan pilorus disertai hematemesis, diare, syok, hemoglobinuria, diikuti anuria dan uremia. Gejala-gejala yang lain termasuk muntah, perut kejang, haus, susah menelan, hipotermi, denyut nadi lemah dan cepat, nafas dangkal dan lambat, laringitis, bronkhitis , edema pulmonal, pneumonia, hemolisis, albuminuria, hematuria, kedutan, konvulsi, kolap kardiovaskular , syok dan kematian, juga dilaporkan mempengaruhi kesuburan pada binatang.
2.2.3 Obat yang Diujikan
A. Asetosal
Asetosal
merupakan salah satu analgesik NSAID, dan asetosal ini
termasuk dalam golongan analgesik lemah sampai sedang bekerja terutama pada
perifer yang mempunyai sifat antiinflamasi dan antireumatik.
Asetosal
(asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang Aspirin, merupakan obat
pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (AINS), sering digunakan untuk
mengatasi nyeri reumatik, pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam
(antipiretik). Asetosal juga mempunyai
efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan
untuk penderita penyakit jantung koroner dan stroke.
Senyawa
alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada sejak awal mula
peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah
menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa
sakit. Pada era yang sama, bangsa Sumeria juga telah menggunakan senyawa yang
serupa untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Hal ini tercatat dalam
ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada tahun 400 SM,
filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian segera
tersebar luas.
Kontra
indikasi. Asetosal tidak boleh
dikonsumsi oleh: mereka yang mempunyai sakit keluhan 'maag' / sindroma
dispepsia : tukak lambung, tukak duodenum,
tukak esofagus, mereka yang mempunyai penyakit hati dan ginjal, mereka yang
mempunyai riwayat alergi dan asma, mereka yang mempunyai penyakit gangguan
perdarahan, trombositopenia dan hemofilia, mereka yang hamil dan menyusui, terutama
hamil pada 3 bulan terakhir, mereka yang mendapat terapi anti diabetes dan gout
(nyeri sendi asam urat), mereka yang sedang mendapat terapi antikoagulan, hati-hati
bila juga sedang mendapat terapi obat golongan steroid (seperti betametason),
yang sering digunakan untuk terapi asma dan reumatik, hati-hati juga bagi
peminum alkohol, dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Efek
samping: gastritis, sakit 'maag', tukak lambung, perdarahan, perdarahan saluran
cerna.
B. Lempuyang Pahit
Lempuyang
sejak dari zaman dulu dikenal sebagai jamu/obat tradisional. Berupa
tanaman herba Indonesia rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa
rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Bagian tanaman yang digunakan
sebagai obat adalah rimpangnya. Zat-zat yang terkandung dalam lempuyang antara
lain : Saponin, flavonoid, minyak atsiri, Minyak atsiri 0.62 %.
Nama latin : Zingiber amaricans BL.
Nama lokal : Lempuyang emprit, Lempuyang pahit.
Diskripsi :Lempuyang sejak dari zaman dulu dikenal sebagai jamu/obat
tradisional. Berupa tanaman herba Indonesia rendah sampai tinggi, perennial,
batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Bagian
tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Rimpang lempuyang
terdiri dari : lempuyang gajah, lempuyang emprit, dan lempuyang wangi. Rimpang
lempuyang bsa juga dimasak sebagai lauk makan nasi putih, biasanya digunakan
untuk lauk makan seorang ibu yang habis melahirkan.
- Batang : batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni hijau.
- Rimpang : merayap, berdaging, gemuk, aromatik. sebelah luar berwarna coklat muda, irisan melintang warna kuning muda, Rasanya pahit pedas, berbau aromatic khas lempuyang pahit.
Zat-zat yang terkandung didalam tanaman herba lempuyang ini adalah sbb : Saponin, flavonoid, minyak atsiri, Minyak atsiri 0.62 % (terutama
sesquiterpenketon), Berdasar hasil kromatogram gas terdeteksi 21 komponen
minyak atsiri, Minyak atsiri yang sama dengan jenis lempuyang lainnya : β-
linalool, α-caryophyllene, camphor, Kadar air : 9.39 %, Kadar pati : 52.14 %
(terbesar dari jenis lempuyang yang lain), Kadar serat : 10.76 % (terbesar dari
jenis lempuyang yang lain).
- Rimpang yang masih muda (terutama lempuyang gajah) dimakan sebagai lalap.
- Adapun khasiat lempuyang untuk kesehatan antara lain sbb : Menambah nafsu makan, Penambah darah, obat rematik, alergi terhadap udang/ikan laut, batuk rejan/ kinghus, encok dan bengkak-bengkak.
- Selain itu lempuyang pahit dapat meredakan nyeri lambung yang disertai kejang.
- Parutan rimpang beserta minyak kelapa dan abu dapat digunakan untuk membalur bagian tubuh yang bengkak sehingga kempes.
- Tepung rimpang lempuyang pahit yang diparut dan dijadikan tapal.
- Dapat digunakan untuk memulihkan kondisi wanita yang baru melahirkan.
- Lempuyang wangi juga dapat untuk mengobati asma & obat pengurang rasa sakit.
- Selain itu, wanita yang terlalu subur dapat mengurangi kesuburannya dengan minum jamu lempuyang wangi.
2.2.4 Proses Uji
A.
ALAT DAN BAHAN
·
Mencit
·
Asam asetat glacial
0,05% - 0,1 % 0,1ml/20 g
·
Aquadest
·
Asetosal 52 mg/kgBB
·
Infus lempuyang
pahit 30 mg/10 gBB
·
Infus lempuyang
pahit 90 mg/10 gBB
·
Infus lempuyang
pahit 300 mg/10 gBB
B.
PROSEDUR
KERJA
1. Berikan bahan uji pada masing-masing kelompok uji.
2. 15 menit kemudian, semua hewan uji diinduksi dengan asam
asetat glacial secara intraperitoneum. Setelah 5 menit, umumnya mencit mulai
merasakan sakit dengan memperlihatkan reflek geliat. Amati dan hitung jumlah
reflek geliat mencit tiap 5 menit.
Cara menghitung % Efektivitas Bahan Uji
|
% E = Persen
efektivitas bahan uji
K = Respon (detik) kelompok kontrol
U = Respon (detik) kelompok uji
C. PERHITUNGAN
DOSIS
v Hasil
praktikum :
1. Mencit 1:
BB
= 12 g = 0,012 kg
Dosis asetosal = 52
mg/kgBB (yang tersedia 80)
Dosis untuk mencit = 0,012 kg x 52mg/kgBB =
0,62mg
= =
x
= = 0,0775
ml
2. mencit 2 :
0,0975 ml
3. mencit 3 :
BB = 14gr = 0,014 kg
Dosis
lempuyang pahit = 30 mg/10g BB
Dosis
untuk mencit = x
30mg = 42mg
x
X = 0,06 ml
4.
Mencit 4
:
BB = 17gr = 0,017kg
Dosis
lempuyang pahit = 90 mg/10g BB
Dosis
untuk mencit = x 90mg = 153mg
70% = x 153mg = 0,2185mg
5.
Mencit 5 :
BB = 21gr =
0,021kg
Dosis
lempuyang pahit = 300 mg/10g BB
Dosis
untuk mencit = x 300mg = 630mg
70% = x
X = 0,9ml
v Dosis asam asetat glacial :
0,05 -0,1% 0,1 ml/20 g
1. Mencit 1 : 0,1ml/20g → BB = 15 g
= 0,075
ml
2. Tikus
2 : 0,1 ml/20g → BB = 15
g
= 0,075
ml
3. Tikus
3: 0,1 ml/20g → BB = 14
g
= 0,07ml
4. Tikus
4: 0,1 ml/20g → BB = 17
g
= 0,085ml
5. Tikus
5 : 0,1 ml/20g → BB = 21g
= 0,105ml
v % Proteksi:
1. Kontrol negatif (aquadest) = 0
2. Infus lempuyang pahit 30mg = X 100% = 11,98
%
3. Infus lempuyang pahit 90mg = X 100% = 23,54
%
4. Infus lempuyang pahit 300mg = X 100% = 8,75
%
v %efektifitas
1.
Kontrol positive
(asetosal)
%E=(K-O)/K x 100
= x 100%= - 32%
2.
Kontrol negative
(aquadest)
%E=(K-O)/K x 100
= x 100%= 0%
3. Lempuyang
30mg/10g BB
%E=(K-O)/K x 100
= x 100%= -3,83%
4. Lempuyang
90mg/10g BB
%E=(K-O)/K x 100
= x 100%= -7,53%
5.
Lempuyang 300mg/10g BB
%E=(K-O)/K x 100
= x 100%= - 2,80%
v HASIL
Tabel 1. Jumlah geliat tiap 5 menit
Perlakuan
|
Menit ke-
|
|||||||||||
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
30
|
35
|
40
|
45
|
50
|
55
|
60
|
|
Kontrol
negative (aquadest)
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Kontrol
positif (Asetosal)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Infus
30mg/10gBB
|
10
|
20
|
17
|
12
|
13
|
10
|
6
|
7
|
5
|
6
|
4
|
2
|
Infus
90mg/10gBB
|
18
|
20
|
22
|
21
|
22
|
23
|
14
|
15
|
21
|
15
|
17
|
21
|
Infus
300mg/10gBB
|
15
|
5
|
8
|
0
|
15
|
0
|
10
|
12
|
10
|
5
|
4
|
3
|
Tabel 2. Respon Awal dan Jumlah Geliat Selama 1 Jam
Perlakuan
|
Respon Awal
(detik)
|
Rata-Ratajumlah
Geliat
|
Kontrol
negatif (aquadest)
|
Menit ke 35
|
0,25
|
Kontrol
positif (Asetosal)
|
Menit ke 35
detik ke 11
|
0,33
|
Infus
30mg/10gBB
|
Menit ke 2
detik ke 20
|
9,83
|
Infus
90mg/10gBB
|
Menit ke 3
|
19,08
|
Infus
300mg/10gBB
|
Detik ke 26
|
7,25
|
BAB III
PENUTUP
3.1 PEMBAHASAN UJI ANALGESIK
Metode
pengujian di sini mempergunakan pembandingan
asetosal, yang merupakan prototipe obat non narkotik;
kerja obat analgetik dan narkotik yang diketahui adalah dengan jalan
mempengaruhi prostaglandin yang berfungsi merespon nyeri, sehingga terjadi
penurunan jumlah infus nyeri pada saraf pusat.
Praktikum ini bertujuan untuk
menentukan apakah hewan yang diuji dapat menentukan suatu efek analgetik atau
tidak dengan pemberian asam asetan glacial. Pada mencit 1 yang diinduksi dengan
asam asetat glacial dan di sonde dengan asetosal menunjukan geliatnya sebanyak
4x selama 1 jam. Sedangkan pada mencit 2 yang diinduksi dengan asam asetat
glacial dan di sonde dengan aquadest menunjukan geliatnya sebanyak tiga kali
selama 1 jam.
Ini menunjukan bahwa asetosal telah
memberikan efek analgesik nya sehingga mencit 1 lebih tinggi dibanding mencit
2. Dari data kontrol negative (aquadest) dan kontrol positive (asetosal) dapat
diajukan acuan apakah bahan uji dari bahan alam yang berupa lempuyang pahit
dapat memberikan efek analgetik atau tidak. Yaitu dengan membandingkan jumlah
geliat pada masing-masing tikus dan menghitung % efektifitasnya.
3.2 KESIMPULAN
1. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak
nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.
2. Analgetik adalah obat penghilang rasa nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Sota omolgui. 1995. Buku saku obat-obatan anesthesia edisi 2.
EGC: Jakarta
Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2008.
Obat-obat penting. Elex media komputindo Kelompok Gramedia: Jakarta
www. Valdisreinaldo-blogspot.com
http://baitulherbal.com/tanaman-herbal/tanaman-herba-lempuyang/
dada
BalasHapusMENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *
BalasHapus* Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :
- WA : 08125522303
- BBM : CSID303
Live Streaming Sabung Ayam Online
Agen Sbobet Termurah
www.gorengayam.live
Situs Poker Online Uang Asli
S128Cash Bandar Situs Judi Online Terpercaya
BalasHapusGames yang disediakan S128Cash :
- Sportbooks
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- Slot Games
- Tembak Ikan Online
- IDN Poker
- Klik4D
Kelebihan S128Cash :
- 100% Aman, Terbaik dan Terpercaya
- Kepercayaan dan kepuasan member selalu di utamakan
- Pelayanan 24 Jam / 7 Hari NONSTOP dan pastinya dilayani CS yang PROFESIONAL dan RAMAH
- Untuk pendaftaran FREE, GAMPANG dan CEPAT !!
- Menyediakan semua bank local INDONESIA ( Transaksi 24 JAM, TIDAK ADA JAM OFFLINE !! )
- Menyediakan deposit via PULSA, OVO dan GOPAY
- Proses semua transaksi DEPOSIT & WITHDRAW hanya butuh kurang dari 2 menit.
HOT PROMO S128Cash :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS FREEBET 200rB
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !! ( Ayam Sabung )
Di tunggu kedatangan Anda ya, informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
-Livechat : S128Cash
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.org
S128