Selasa, 21 Oktober 2014

uji analgesik reflex geliat





KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VI Uji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex) untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi 1.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan kami pada khususnya. Terima kasih.





    Malang,  21 Oktober 2014


Tim Penyusun,





                                                                                                                       


DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analgesik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakitatau nyeri. Rasa nyeri atau pain adalah suatu fenomena kompleks yang melibatkan aktifitas neuron dan respon penderita terhadap syaraf tersebut. Stimulasi nyeri antara lain terdiri dari:
1.      Stimulasi Termis
2.      Stimulasi fisis
3.      Stimulasi Mekanis
4.      Stimulasi Kimiawi
5.      Senyawa kimia endogen .Senyawa kimia endogen dapat menyebabkan antara lain senyawa dengan aktifitas alogenik:
ü  5-HT(5-Hidroksi Triptamin atau serotonin).
ü  Badikinin, keduanya dapat menyebabkan nyeri pada kadar<1 hg/ml.
ü  K+ pada dosis ≥0.5 mg/ml.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Apa saja klasifikasi obat analgesik?
2.      Bagaimana mekanisme kerja obat analgesik?
3.      Apakah efek yang ditimbulkan mencit pada pemberian obat analgesik?

1.3 Tujuan

1.      Mengetahui klasifikasi obat analgesik.
2.      Mengetahui mekanisme kerja yaitu mula kerja obat (onset of action), lama kerja obat(duration of action), dan saat obat mencapai efek maksimum (peak effect).
3.      Mengamati effek geliat (whriting effect) pada mencit akibat induksi kimia.

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Uji Analgesik Metode Refleks Geliat (Writhing Reflex)

Metode-metode pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan ras nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara maknik, termik, elekrik, dan secara kimia. Metode pengujian dengan induksi nyeri secara mekanik atau termik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-obat analgetik kuat. Pada umumnya daya kerja analgetika dinilai pada hewan dengan mengukut besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulasi nyeri atau juga peranan frekuensi respon nyeri (Kelompok Kerja Phytomedica, 1993).
Obat uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi secara (pemberian asam asetat secara intraperitonial) pada hewan percobaan mencit (Kelompok Kerja Phytomedica, 1993). Manifestasi nyeri akibat pemberian perangsang nyeri asam asetat intraperitonium akan menimbulkan refleks respon geliat (writhing) yang berupa tarikan kaki ke belakang, penarikan kembali abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan kaki belakang. Metode ini dikenal sebagai Writhing Reflex Test atau Abdominal Constriction Test (Wuryaningsih,1996). Frekuensi gerakan ini dalam waktu tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakannya (Kelompok Kerja Phytomedica, 1993). Metode ini tidak hanya sederhana dan dapat dipercaya tetapi juga memberikan evaluasi yang cepat terhadap jenis analgesik perifer (Gupta et al., 2003).
Pada metode geliat, mekanisme aksi stimulus nyeri berdasarkan pada produksi nyeri yang disebabkan oleh cairan tubuh.
ü  Pelepasan cairan tubuh kedalam peritoneum, dapat menyebabkan rasa nyeri yang parah.Hal ini disebabkan bahwa bagian parietal dari rongga peritoneum sangat sensitif terhadap stimulus fisik dan kimiawi, walaupun tanpa efek inflamasi.
ü  Pelepasan cairan  gastik ke dalam pefarasi gastrik atau duodedunum atau kebocoran dari kantong empedu, cairan pankreas atau urin kedalam rongga peritoneum dapat berakibat rasa nyeri yang parah.
ü  Cairan gastrik dapat menyebabkan rasa nyeri yang parah apabila ekspose dengan ujung syaraf sensoris lida pada kulit, rasa nyeri ini akibat sifat keasaman dengan ph ≤3.Rasa nyeri pada ulser peptik terutama disebabkan oleh asam HCl.
ü  Urin dapat menyebabkan rasa nyeri, sebagai akibat dari sifat hipertoniknya atau disebabkan oleh kandungan campuran buffer natrium fosfat serta ion kalium.
ü  Nyeri akibat cairan pankreas disebabkan oleh kandungan tripsin dan kalikerin.
Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering dialami meskipun nyeri sendiri dapat berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis. Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45 derajat celcius. Semua mediator nyeri itu merangsang reseptor nyeri (nociceptor) di ujung- ujung saraf bebas di kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksi radang dan kejang-kejang. Nociceptor terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neurondengan sangat banyak sinaps via sumsum belakang, sumsum lanjutan dan otak tengah.Dari thalamus implus kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, di mana implus dirangsangkan sebagai nyeri.








 










Resptor nyeri (nosiseptor) rangsangan nyeri diterima oleh reseptor nyeri khusus, yang merupakan ujung saraf bebas. Karena ujung saraf bebas juga dapat menerima rangsang sensasi lain, maka kespesifikan fungsional mungkin berkaitan dengan deferensiasi pada tahap molekul yang tidak dapat diketahui dengan pengamatan cahaya dan elektronoptik.
Secara fungsional dibedakan dua jenis reseptor, yang dapat menyusun dua sistem serabut berbeda :
1.      Mekanoreseptor, yang meneruskan nyeri permukaan melalui serabut A-dalta bermielin
2.      Termoreseptor, yang meneruskan nyeri kedua melalui serabut-serabut C yang tak bermielin
Mediator nyeri  penting adalah anti histamin yang bertanggungjawab untuk kebanyakan reaksi alergi (bronchokon striksi, pengembang mukosa, pruritus, dan nyeri). Bradykinin adalah polipeptida (rangkaian asam amino) yang dibentuk dari protein plasma.Prostaglandin mirip stukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam arachidonat.

2.2 Potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping analgetika

Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua kelompok yaitu:
1.      Analgetika yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika, ‘kelompok opiat’)
2.      Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat antiinflamasi dan antireumatik.
Analgetika lemah (sampai sedang) :
Analgetika jenis ini, yang juga disebut analgetika yang bekerja pada sistem saraf perifer atau ‘kecil’ memiliki spektrum kerja farmakologi yang mirip walaupun struktur kimianya berbeda. Disamping kerja analgetika senyawa-senyawa ini menunjukkan kerja antipiretika dan juga komponen kerja antiflogistika dengan kekecualian turunan asetilanilida. Sebaliknya senyawa-senyawa ini tidak mempunyai sifat-sifat psikotropik dan sifat sedasi dari hipoanalgetika.

2.2.1 Penanganan Rasa Nyeri

Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara, yakni dengan:
a.      Analgetika perifer, yang merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer
b.      Anestetika lokal, yang merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf sensoris
c.       Analgetika sentral (narkotika), yang memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum
d.      Antidepresiva trisiklis, yang digunakan pada nyeri kanker dan saraf, mekanisme kerjanya belum diketahui, misalnya amitriptilin
e.       Antiepileptika, yang meningkatkan jumlah neurotransmitter di ruang sinaps pada nyeri,mis pregabalin. Juga karbamazepin, okskarbazepin, fenitoin, valproat, dll.
Nyeri ringan dapat ditangani dengan obat perifer, seperti parasetamol, asetosal, mefenaminat, propifenazon, atau aminofenazon, begitu pula rasa nyeri dengan demam. Untuk nyeri sedang dapat ditambahkan kofein atau kodein. Nyeri yang di sertai pembengkakan atau akibat trauma (jatuh, tendangan,tubrukan) sebaiknya diobati dngan suatu analgetikum antiradang sepertiaminofenazon dan NSAID (ibuprofen, mefenaminat,dll).
Nyeri yang hebat perlu ditanggulangi dengan morfinatau opiat lainnya (tramadol). Obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaraan, juga tidak menimbulkan ketagihan. Oleh karena itu, tidak hanya digunakan sebagai obatanti nyeri, melainkan juga pada demam(inveksi virus atau kuman, selesma, pilek) dan perandangan seperti rhema dan encok.
Nyeri berperan sebagai suatu antagonis depresi napas yang bagaimanapun bisa menjadi masalah bila nyeri dihilangkan, misalnya dengan anestesi lokal. Opiod sering menyebabkan mual dan muntah sehingga seringkali memerlukan antiemetik. Efek pada pleksus saraf diusus yang juga mempunyai peptida dan reseptor opoid, menyebabkan konstipasi dan biasanya membutuhkan laksatif. Terapi kontinu dengan analgesik opioid menyebabkan toleransi dan ketergantungan pada pecandu. Akan tetapi pada pasien dengan penyakit terminal, peningkatan nyeri secara progresif daripada akibat toleransi. Demikian juga halnya, pada konteks klinis ketergantungan tidak penting. Penggunaan analgesik opioid yang terlalu hati-hati sering menyebabkan kontrol nyeri yang buruk pada pasien. Analgetik tertentu tertentu, seperti kodein, dan dihidrokodein kurang paten dibandingkan morfin dan tidak dapat diberikan dalam dosis ekuianalgesik.

2.2.2 Penginduksi Rasa Nyeri

Asam Asetat Glacial
·         Golongan  Asam karboksilat, alifatik.
·         Sinonim / Nama Dagang
Acetic acid; Glacial acetic acid; Ethanoic acid; Vinegar acid; Ethylic acid; Pyroligneus acid; Methanecarboxylic acid; Acetic acid; Glacial;
·         Keracunan akut :
Ø  Terhirup
Asam asetat : menyebabkan iritasi yang berat pada saluran pernafasan, pada kebanyakan orang 50 bpj atau lebih banyak yang tidak tahan dan dapat menyebabkan edema pharingeal dan bronchitis kronik.. Gejala gejala lain termasuk batuk, dyspnea, nafas pendek, laryngitis, edema pulmonal, bronkhopneumonia dan hipotensi.
Ø  Kontak dengan kulit
Asam Asetat : Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi yang berat disertai rasa sakit , eritema, melepuh, kerusakan permukaan kulit dan terbakar dengan penyembuhan yang lambat. Kulit menjadi berwarna hitam, hiperkeratotis dan pecah-pecah.Diserap dengan cepat melalui kulit.
Ø  Kontak dengan mata
Asam Asetat : Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi yang berat, lakrimasi, erosi kornea, kekeruhan, iritis dan hilangnya penglihatan manusia. Pertumbuhan epitelium terjadi setelah beberapa bulan tetapi anestesia kornea dan kekeruhan biasanya permanen.Pada kasus yang tidak berat terjadi conjunctivitis, fotofobia dan hiperemia konjunctiva.Uap dan cairan pelarut dapat menyebabkan hiperemia konjunctiva dan kadang kadang kerusakan epitelium kornea.
Ø  Tertelan
Asam asetat : dalam kasus tertelan ( kecelakaan ) lesi ulseronekrotik yang berat dari saluran pencernaan atas, striktur esofagus, observasi perforasi esofagus dan pilorus disertai hematemesis, diare, syok, hemoglobinuria, diikuti anuria dan uremia. Gejala-gejala yang lain termasuk muntah, perut kejang, haus, susah menelan, hipotermi, denyut nadi lemah dan cepat, nafas dangkal dan lambat, laringitis, bronkhitis , edema pulmonal, pneumonia, hemolisis, albuminuria, hematuria, kedutan, konvulsi, kolap kardiovaskular , syok dan kematian, juga dilaporkan mempengaruhi kesuburan pada binatang.

2.2.3 Obat yang Diujikan

A.     Asetosal

Asetosal merupakan salah satu analgesik NSAID, dan asetosal ini termasuk dalam golongan analgesik lemah sampai sedang bekerja terutama pada perifer yang mempunyai sifat antiinflamasi dan antireumatik.
Asetosal (asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang Aspirin, merupakan obat pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (AINS), sering digunakan untuk mengatasi nyeri reumatik, pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik).  Asetosal juga mempunyai efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan untuk penderita penyakit jantung koroner dan stroke.
Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada era yang sama, bangsa Sumeria juga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian segera tersebar luas.
Kontra indikasi.  Asetosal tidak boleh dikonsumsi oleh: mereka yang mempunyai sakit keluhan 'maag' / sindroma dispepsia :  tukak lambung, tukak duodenum, tukak esofagus, mereka yang mempunyai penyakit hati dan ginjal, mereka yang mempunyai riwayat alergi dan asma, mereka yang mempunyai penyakit gangguan perdarahan, trombositopenia dan hemofilia, mereka yang hamil dan menyusui, terutama hamil pada 3 bulan terakhir, mereka yang mendapat terapi anti diabetes dan gout (nyeri sendi asam urat), mereka yang sedang mendapat terapi antikoagulan, hati-hati bila juga sedang mendapat terapi obat golongan steroid (seperti betametason), yang sering digunakan untuk terapi asma dan reumatik, hati-hati juga bagi peminum alkohol, dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Efek samping: gastritis, sakit 'maag', tukak lambung, perdarahan, perdarahan saluran cerna.

B.     Lempuyang Pahit

Lempuyang sejak  dari zaman dulu dikenal sebagai jamu/obat tradisional. Berupa tanaman herba Indonesia rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Zat-zat yang terkandung dalam lempuyang antara lain : Saponin, flavonoid, minyak atsiri, Minyak atsiri 0.62 %.
Nama latin : Zingiber amaricans BL.
Nama lokal : Lempuyang emprit, Lempuyang pahit.
Diskripsi :Lempuyang sejak  dari zaman dulu dikenal sebagai jamu/obat tradisional. Berupa tanaman herba Indonesia rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Rimpang lempuyang terdiri dari : lempuyang gajah, lempuyang emprit, dan lempuyang wangi. Rimpang lempuyang bsa juga dimasak sebagai lauk makan nasi putih, biasanya digunakan untuk lauk makan seorang ibu yang habis melahirkan.


  • Batang : batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni hijau.
  • Rimpang : merayap, berdaging, gemuk, aromatik. sebelah luar berwarna coklat muda, irisan melintang warna kuning muda,  Rasanya pahit pedas, berbau aromatic khas lempuyang pahit.
Zat-zat yang terkandung didalam tanaman herba lempuyang ini adalah sbb : Saponin, flavonoid, minyak atsiri, Minyak atsiri 0.62 % (terutama sesquiterpenketon), Berdasar hasil kromatogram gas terdeteksi 21 komponen minyak atsiri, Minyak atsiri yang sama dengan jenis lempuyang lainnya : β- linalool, α-caryophyllene, camphor, Kadar air : 9.39 %, Kadar pati : 52.14 % (terbesar dari jenis lempuyang yang lain), Kadar serat : 10.76 % (terbesar dari jenis lempuyang yang lain).
  1. Rimpang yang masih muda (terutama lempuyang gajah) dimakan sebagai lalap.
  2. Adapun khasiat lempuyang untuk kesehatan antara lain sbb : Menambah nafsu makan, Penambah darah, obat rematik, alergi terhadap udang/ikan laut, batuk rejan/ kinghus, encok dan bengkak-bengkak.
  3. Selain itu lempuyang pahit dapat meredakan nyeri lambung yang disertai kejang.
  4. Parutan rimpang beserta minyak kelapa dan abu dapat digunakan untuk membalur bagian tubuh yang bengkak sehingga kempes.
  5. Tepung rimpang lempuyang pahit yang diparut dan dijadikan tapal.
  6. Dapat digunakan untuk memulihkan kondisi wanita yang baru melahirkan.
  7. Lempuyang wangi juga dapat untuk mengobati asma & obat pengurang rasa sakit.
  8. Selain itu, wanita yang terlalu subur dapat mengurangi kesuburannya dengan minum jamu lempuyang wangi.


2.2.4     Proses Uji

A.    ALAT DAN BAHAN
·         Mencit
·         Asam asetat glacial 0,05% - 0,1 % 0,1ml/20 g
·         Aquadest
·         Asetosal 52 mg/kgBB
·         Infus lempuyang pahit 30 mg/10 gBB
·         Infus lempuyang pahit 90 mg/10 gBB
·         Infus lempuyang pahit 300 mg/10 gBB
B.     PROSEDUR KERJA
1.      Berikan bahan uji pada masing-masing kelompok uji.
2.      15 menit kemudian, semua hewan uji diinduksi dengan asam asetat glacial secara intraperitoneum. Setelah 5 menit, umumnya mencit mulai merasakan sakit dengan memperlihatkan reflek geliat. Amati dan hitung jumlah reflek geliat mencit tiap 5 menit.
Cara menghitung % Efektivitas Bahan Uji


% E = (K-U) / K x 100
 
 



                                    % E     = Persen efektivitas bahan uji
                                    K         = Respon (detik) kelompok kontrol
                                    U         = Respon (detik) kelompok uji
C.  PERHITUNGAN DOSIS
v  Hasil praktikum :
1.      Mencit 1:
            BB = 12 g = 0,012 kg
            Dosis asetosal = 52 mg/kgBB (yang tersedia 80)
 Dosis untuk mencit = 0,012 kg x 52mg/kgBB = 0,62mg
         =   =                     
     x    = = 0,0775 ml
2.      mencit 2 :
0,0975 ml
3.      mencit 3 :
BB = 14gr = 0,014 kg
Dosis lempuyang pahit = 30 mg/10g BB
Dosis untuk mencit =  x 30mg = 42mg
                                     x
                                          X = 0,06 ml
4.      Mencit 4 :
BB = 17gr = 0,017kg
Dosis lempuyang pahit = 90 mg/10g BB
Dosis untuk mencit =  x 90mg = 153mg
                                     70% =  x 153mg = 0,2185mg
5.      Mencit 5 :
 BB = 21gr = 0,021kg
Dosis lempuyang pahit = 300 mg/10g BB
Dosis untuk mencit =  x 300mg = 630mg
                                    70% =  x  
                                          X = 0,9ml
v  Dosis asam asetat glacial : 0,05 -0,1%  0,1 ml/20 g
1.      Mencit 1 : 0,1ml/20g → BB = 15 g 
                                     = 0,075 ml
2.      Tikus 2 : 0,1 ml/20g → BB = 15 g
                                     = 0,075 ml
3.      Tikus 3: 0,1 ml/20g → BB = 14 g
                                     = 0,07ml
4.      Tikus 4: 0,1 ml/20g → BB = 17 g
                                     = 0,085ml
5.      Tikus 5 : 0,1 ml/20g → BB = 21g
                                     = 0,105ml
v  % Proteksi:
1.      Kontrol negatif (aquadest) = 0
2.      Infus lempuyang pahit 30mg =  X 100% = 11,98 %
3.      Infus lempuyang pahit 90mg =  X 100% = 23,54 %
4.      Infus lempuyang pahit 300mg =  X 100% = 8,75 %
v  %efektifitas
1.      Kontrol positive (asetosal)
%E=(K-O)/K x 100
               = x 100%= - 32%
2.      Kontrol negative (aquadest)
%E=(K-O)/K x 100
      = x 100%= 0%
3.      Lempuyang 30mg/10g BB
%E=(K-O)/K x 100
               = x 100%= -3,83%
4.      Lempuyang 90mg/10g BB
%E=(K-O)/K x 100
     = x 100%= -7,53%
5.       Lempuyang 300mg/10g BB
%E=(K-O)/K x 100
  = x 100%= - 2,80%






v  HASIL
Tabel 1. Jumlah geliat tiap 5 menit
Perlakuan
Menit ke-
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
Kontrol negative (aquadest)
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
Kontrol positif (Asetosal)
0
0
0
0
0
3
0
1
0
0
0
0
Infus 30mg/10gBB
10
20
17
12
13
10
6
7
5
6
4
2
Infus 90mg/10gBB
18
20
22
21
22
23
14
15
21
15
17
21
Infus 300mg/10gBB
15
5
8
0
15
0
10
12
10
5
4
3











Tabel 2. Respon Awal dan Jumlah Geliat Selama 1 Jam

Perlakuan
Respon Awal (detik)
Rata-Ratajumlah Geliat
Kontrol negatif (aquadest)
Menit ke 35
0,25
Kontrol positif (Asetosal)
Menit ke 35 detik ke 11
0,33
Infus 30mg/10gBB
Menit ke 2 detik ke 20
9,83
Infus 90mg/10gBB
Menit ke 3
19,08
Infus 300mg/10gBB
Detik ke 26
7,25





















BAB III

PENUTUP

3.1 PEMBAHASAN UJI ANALGESIK

            Metode pengujian di sini mempergunakan pembandingan asetosal, yang merupakan prototipe obat non narkotik; kerja obat analgetik dan narkotik yang diketahui adalah dengan jalan mempengaruhi prostaglandin yang berfungsi merespon nyeri, sehingga terjadi penurunan jumlah infus nyeri pada saraf pusat.
            Praktikum ini bertujuan untuk menentukan apakah hewan yang diuji dapat menentukan suatu efek analgetik atau tidak dengan pemberian asam asetan glacial. Pada mencit 1 yang diinduksi dengan asam asetat glacial dan di sonde dengan asetosal menunjukan geliatnya sebanyak 4x selama 1 jam. Sedangkan pada mencit 2 yang diinduksi dengan asam asetat glacial dan di sonde dengan aquadest menunjukan geliatnya sebanyak tiga kali selama 1 jam.
            Ini menunjukan bahwa asetosal telah memberikan efek analgesik nya sehingga mencit 1 lebih tinggi dibanding mencit 2. Dari data kontrol negative (aquadest) dan kontrol positive (asetosal) dapat diajukan acuan apakah bahan uji dari bahan alam yang berupa lempuyang pahit dapat memberikan efek analgetik atau tidak. Yaitu dengan membandingkan jumlah geliat pada masing-masing tikus dan menghitung % efektifitasnya.

3.2  KESIMPULAN

1.      Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.
2.      Analgetik adalah obat penghilang rasa nyeri









DAFTAR PUSTAKA


Sota omolgui. 1995. Buku saku obat-obatan anesthesia edisi 2. EGC: Jakarta
Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2008. Obat-obat penting. Elex  media komputindo Kelompok Gramedia: Jakarta
www. Valdisreinaldo-blogspot.com
http://baitulherbal.com/tanaman-herbal/tanaman-herba-lempuyang/


3 komentar:

  1. MENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *


    * Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :

    - WA : 08125522303
    - BBM : CSID303



    Live Streaming Sabung Ayam Online

    Agen Sbobet Termurah

    www.gorengayam.live

    Situs Poker Online Uang Asli

    BalasHapus
  2. S128Cash Bandar Situs Judi Online Terpercaya
    Games yang disediakan S128Cash :
    - Sportbooks
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - Slot Games
    - Tembak Ikan Online
    - IDN Poker
    - Klik4D

    Kelebihan S128Cash :
    - 100% Aman, Terbaik dan Terpercaya
    - Kepercayaan dan kepuasan member selalu di utamakan
    - Pelayanan 24 Jam / 7 Hari NONSTOP dan pastinya dilayani CS yang PROFESIONAL dan RAMAH
    - Untuk pendaftaran FREE, GAMPANG dan CEPAT !!
    - Menyediakan semua bank local INDONESIA ( Transaksi 24 JAM, TIDAK ADA JAM OFFLINE !! )
    - Menyediakan deposit via PULSA, OVO dan GOPAY
    - Proses semua transaksi DEPOSIT & WITHDRAW hanya butuh kurang dari 2 menit.

    HOT PROMO S128Cash :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS FREEBET 200rB
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !! ( Ayam Sabung )

    Di tunggu kedatangan Anda ya, informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
    -Livechat : S128Cash
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.org

    S128

    BalasHapus