The Northern Fowl Mite (Ornithonyssus
Sylviarum)

Disusun Oleh :
Zidna Rizki Amalia
201310410311247
PROGRAM STUDI
FARMASI
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “The
northern fowl mite (Ornithonyssus sylviarum)” untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasitologi.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih ada kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan kami pada
khususnya. Terima kasih.
Malang, 9 Juni 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringkali
terdapat kerancuan dalam masyarakat untuk menyebut binatang yang kecil,
mengganggu manusia dan hewan peliharaan dengan satu sebutan tunggal yaitu kutu.
Padahal terdapat kemungkinan bahwa binatang pengganggu tersebut dari kelompok
yang berbeda. Kelompok hewan yang sering menimbulkan kerancuan dalam penyebutan
adalah tungau (mite), caplak (tick), kutu (lice) dan pinjal (flea).
Tungau,
caplak, kutu dan pinjal tergabung dalam satu filum yang sama yaitu Arthropoda.
Tungau dan caplak berada dibawah satu kelas (Arachnida) dan anak kelas yang
sama yaitu Acari, namun keduanya tergolong dalam suku yang berbeda. Caplak termasuk dalam golongan suku Ixodidae
dan Argasidae sedangkan suku yang lain disebut tungau saja (Krantz, 1978).
Menurut Borror dkk. (1996) kutu dan pinjal termasuk dalam kelas Insekta
(serangga) namun berbeda bangsa. Kutu seringkali dibagi menjadi dua bangsa yang
terpisah yaitu Mallophaga (kutu penggigit) dan Anoplura (kutu penghisap). Kutu
penghisap sering pula disebut “tuma” oleh masyarakat Indonesia. Ahli entomologi
dari Inggris, Jerman dan Australia hanya mengenali satu bangsa tunggal yaitu
Phthiráptera, dengan empat anak bangsa (salah satunya Anoplura).